Sunday, September 14, 2014

Warung Nasi Bebek 75 Bu Nur


Nasi bebek, ya moga-moga gak pada bosan ya sama menu yg satu ini, apalagi kami sendiri bisa dibilang cukup memfavoritkan menu yg dikabarkan penyebab kolesterol ini :D, jadi ketika ada warung khas menyajikan menu nasi bebek, sebisa mungkin kita coba incip.


Kunjungan kali ini bermula dari seringnya kita melihat sebuah depot di bilangan Ngagel Rejo Surabaya, yg selalu ramai, dari parkiran hingga ramainya meja didalam depot. Sebelumnya memang pernah dengar cerita dari seorang kawan, bahwasannya ada depot nasi bebek enak dan rame di daerah Ngagel, pikir saya mungkin tempat ini yg dimaksud.

Oke, kita sempatkan waktu utk mencoba incip nasi bebek di warung ini, yg mempunya nama "Warung Nasi Bebek 75 Bu Nur". Pada kunjungan pertama, kita datang terlalu malam, sekitar jam 8 lebih kita sampai dilokasi, alhasil kata pelayan pun menu yg tersisa hanyalah "protolan" (potongan kecil-kecil). Tak sedap rasanya makan nasi bebek kalo sekedar protolan, kita urungkan niat saat itu dan pindah ke warung nasi bebek palupi rungkut.

Pada kunjungan kedua, kita berangkat jauh lebih sore, setelah jam 6 kita berangkat dari mabes. Sampai disana, suasana sudah ramai, kita pun sudah sedikit ciut nyali utk masuk, tapi sudah kepalang tanggung, niat incip pun di kobarkan lebih semangat lagi :D. Setelah berhasil mencari sela-sela parkir motor (maklum lahan parkirnya hanya di pelataran depot). Kita segera masuk dan pesan di area paling belakang depot ini. Kalo nunggu dari pelayan, sepertinya bakal kelamaan.

Pesan di mbak-mbak yg jaga, dan langsung bayar. Saat itu harga seporsi nasi bebek sekitar 12-14 ribu (agak lupa-lupa ingat :D).

Nasi bebek 75 Bu Nur - 12 - 14K
Tidak terlalu lama menunggu, dua porsi nasi bebek yg masih hangat sudah tiba. Secara visual, seperti bebek yg dijual disurabaya pada umumnya, bebek goreng dengan kremesan dan siraman bumbu kuning yg nikmat.
Kesan awal, ukuran bebeknya agak kecil, dan bumbu kuningnya pun kurang melimpah, disiram ala kadarnya. Tidak ada sambal yg di sajikan di piring, karena sambal sudah disediakan pada tempat khusus di tiap-tiap meja, dan diambil sendiri, berasa makan bakso, hehe.

Saat pertama kali incip sobekan daging bebeknya, bumbu rendamannya terasa kurang nendang kalo saya bilang. Tapi setelah menguliti lebih dalam dan krokot-krokot (whats, bahasa apa tuh krokot-krokot :-p) tulang yg kering karena proses penggorengan, bumbu mulai kerasa, in the end. Sebenarnya enak rasa bumbunya, cuman kenapa hanya pada bagian tulang-tulangnya, sedangkan pada dagingnya sendiri kurang dominan, ah mugkin lidah saya ini yg kuper sama bebek beginian. haha, ingat ya ini hanya opini pribadi.

overall, nasi bebek disini enak rasanya, tapi kalo utk mengulang kembali incip di sini,hmm, sepertinya pas lewat ngangel aja deh :D, nyam...

No comments:

Post a Comment