Makanan pedas memang lagi gandrung akhir-akhir ini. Sebenarnya utk masalah makanan pedas, Surabaya sudah lama mengenal jenis kuliner seperti ini, seperti sego sambel, penyetan, dll. Tapi dari kesemuanya masih berkutat pada jenis makanan yg bersambal secara langsung. Nah, baru pada beberapa tahun belakangan ini, mulailah masuk berbagai olahan kuliner yg secara khuesues membidangi makanan pedas non sambal langsung/penyetan :D. Salah satunya Mie Akhirat. Terletak di salah satu pusat gaulnya anak Surabaya, tepatnya di Jl. Progo No. 10, disamping pak kusir Taman Bungkul yg selalu rame nan sesak itu. Efek dari ramenya Taman Bungkul ini pula, sedikit banyak membuat warung ini menjadi pembicaraan hangat bagi warga Surabaya, khususnya anak muda.
Berawal dari rasa penasaran, kitapun berangkat ke tempat kedai Mie Akhirat berada. Saat pertama kali masuk, kita disuguhi banyaknya pengunjung yg sedang memenuhi semua meja. Kita pun mesti nyari-nyari meja yg ideal, maklum ada beberapa meja yg kurang penerangan, sayang nanti kalo gak bisa di dokumentasikan makanannya. Setelah dapat meja, kita pun duduk, sambil minta tolong mbak-mbaknya yg tampak keringetan (bukan ikut makan mie pedas loh ya, tapi beneran kerja :D ) buat ngebersihin meja. Bingung, gak terlihat ada lembar menu di meja, ternyata menunya nempel di atas meja. Posisinya pun miring, jadi pas baca pun ikutan miring kepalanya :D.
Di sini, ada dua tipe mie. Mie Surga dan Mie Neraka, kalo Mie Surga berwarna putih sedangkan Mie Neraka berwarna hitam. Sebenarnya semua olahan menu dengan bahan mie surga ataupun neraka, bisa dibuat pedas, asal saat pesan tinggal di jelasin saja mau dibuat level berapa. Utk level sendiri dimulai paling kecil 0 - 10, tiap level setara dengan 5 cabe. Oiya, utk tiap level punya harga sendiri-sendiri, misal level 1-2 +1000, level 3-4 +2000, dst. Untuk pesanan kala itu kita mantapkan hati utk memilih menu Mie Neraka Level 4 dan Mie Api Neraka Level 3, tak lupa pesan pemadam api disaat kepedesan, kami pesan Lemonade dan Es Cincau. Disini pesannya di bagian kasir, pesan dan langsung bayar, kita tinggal duduk manis nunggu pesanan dianter ke meja.
Mie Neraka Kering - IDR 11K + 2K (Level 4) |
Secara kasat mata, biji-biji cabe udah keliatan kayak toping pizza, hmm. Jangan lupa diaduk yg rata ya, aduk dari lapisan mie paling bawah, karena ternyata sambal yg pedas itu bisa aja masih ngendap di lapisan terbawah. Belajar dari pengalaman, karena ngaduknya biasa aja, pas mie tinggal dikit, baru tahu ternyata dibagian bawah masih ada sambelnya, biyuuuh, ini yg bikin makin pedes.
Oke, kita ngobrol soal rasanya. Untuk mienya sendiri karakternya tebal, mirip udon, dan lembut di mulut. Biarpun berwarna hitam, tapi tak ada rasa aneh-aneh yg muncul, enak. Dengan toping yg boleh dibilang rame, mulai dari potongan kecil-kecil daging ayam, pangsit, potongan kulit pangsit yg digoreng, nugget ayam, potongan timun dan bengkoang, cukup memberi warna yg beraneka di atas mie, apalagi mienya sendiri berwarna hitam yg unik, cantik deh. Secara keseluruhan, bumbu dari mie ini terasa plain saja, bukan berarti hambar ya, cuman kurang nendang kalo menurut saya. Sepertinya menu ini adalah versi mie pangsit yg diambil mienya saja tanpa kuah. Sebenarnya sajian mie akhirat bisa dengan kuah atau tanpa kuah, hmm, sepertinya bakal lebih endess kalo pake kuah, cocok dengan riwayat hidup mie nya :D.
Saat makan mie ini, pada suapan pertama tak terasa pedas, biasa saja. Baru setelah 2-3 suapan sendok, saya berhenti sebentar, lah kok mataku berlinang air mata, pedes mak. Apalagi ditambah tragedi sambelnya masih sisa banyak di bawah gara-gara kurang rata ngaduk mie nya, byuhh, bikin tiap suapan kayak makan cabe di tambah mie. Leher kini sudah di penuhi bulir-bulir keringat, mulut terasa panas, edyan. Sensasi pedasnya memang jempolan, salut dah.
Mie Api Neraka - IDR 15K + 2K (Level 3) |
Kali ini soal rasa Mie Api Neraka. Untuk topping sendiri hampir sama dengan Mie Neraka, hanya di Mie Api Neraka ditambahkan Onion Ring. Sajiannya pun berbeda, kalo mie api neraka, terlihat seperti mie goreng gitu dan secara visual memang tampak merah cerah. Soal rasa, saya lebih prefer yg Mie Api Neraka, karena selain pedasnya sambel berlevel, rasa bumbunya juga gak kalah powernya. Jadi balance antara pedas (utk level 3) dengan bumbunya, pas mantaap. Tapi soal sensasi pedasnya, tak kalah sama menu pertama tadi, keringat dan air mata akan keluar selama kita makan mie ini sampai habis. Bahkan panasnya di bibir, masih tertinggal biarpun udah 5 menit setelah menghabiskan mie-mie pedas tadi.
Lemonade (4K) & Es Cincau (6K) |
Utk minumannya sendiri, Lemonadenya terasa segar, apalagi Es Cincaunya, perpaduan antara santan dan gula merahnya, memang menyegarkan tenggorokan, terlebih-lebih saat mulut panasan kepedesan, makin terasa nikmat lah minuman-minuman ini. Hanya saja pesan dua gelas minuman dingin saja, rasanya tak cukup, keduanya tak membuat sisa pembakaran "api neraka"nya bisa hilang, akhirnya pesan lagi air mineral dingin buat nurunin suhu bibir. -_-"
Open kitchen-nya Mie Akhirat, disini mie-mie pedas itu diracik. |
Mie Akhirat - Jl. Progo No. 10 |
Kabar gembira nih buat warga Surabaya yg tinggal di sekitar Rungkut dan sekitarnya, per 1 Oktober 2014, Mie Akhirat telah membuka cabang barunya, tepatnya di depan kampus UPN. Dan melihat dari beberapa foto yg sempat di jepret oleh pengunjung disana, nampaknya soal tempat, lebih rapi, bersih, dan cozy di cabang rungkut, maklumlah, karena di sana wilayah mahasiswa. Bisa jadi target kunjungan berikutnya nih. Asyeek.
No comments:
Post a Comment